Month: January 2020

Kastil Shuri, Warisan Dunia Berusia 500 Tahun Rusak Terbakar

Kastil Shuri, Warisan Dunia Berusia 500 Tahun Rusak Terbakar – Kebakaran menyebabkan kehancuran besar pada bangunan utama Kastil Shuri, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO di pulau selatan Okinawa di Jepang pada Kamis 31 Oktober 2019 dini hari waktu lokal.

Sebuah objek wisata yang populer, Shuri dibangun lebih dari 500 tahun yang lalu sebagai istana bagi keluarga kerajaan Ryukyu. Kebakaran kastil tersebut terjadi di tengah-tengah festival pertengahan musim gugur tahunannya. Tempat itu telah dijadwalkan untuk masuk sebagai salah satu perhentian pada rute obor Olimpiade Tokyo 2020. idn play

Kastil Shuri, Warisan Dunia Berusia 500 Tahun Rusak Terbakar

Terletak di puncak bukit yang menghadap ke kota Naha dan dikelilingi oleh dinding-dinding batu yang melengkung, kastil dan bangunan-bangunan di sekitarnya dicat merah cerah, dan dikenali dari atap-ubin yang miring.

Petugas pemadam kebakaran telah memerangi api sejak awal Kamis. Sejauh ini tidak ada cedera yang dilaporkan.

Kastil kayu ini dibangun 500 tahun yang lalu di Dinasti Ryukyu dan ditetapkan sebagai harta nasional Jepang pada 1933, seperti melansir dari salah satu media berita di dunia.

“Penyebab kebakaran belum ditentukan, tetapi alarm kebakaran berbunyi sekitar pukul 02:03 pagi,” kata Ryo Kochi, juru bicara kepolisian prefektur Okinawa kepada salah satu kantor berita.

Bangunan utama, serta struktur utara dan selatan kastil dilalap si jago merah, kata media setempat. americandreamdrivein.com

Walikota Naha, Okinawa mengatakan, ia khawatir dengan laporan bahwa api dapat “mengancam atau mempengaruhi” warga di daerah kastil.

Walikota Mikiko Shiroma mengatakan kepada badan penyiar nasional di Jepang, kota itu akan “melakukan segalanya” untuk menghadapi kebakaran dan dampak yang disebabkannya.

– Pernah Terbakar Tiga Kali

Kastil Shuri terletak di atas bukit yang menghadap kota Naha, ibukota Okinawa dan dikelilingi oleh dinding-dinding batu yang melengkung.

Namun, bangunan itu hampir sepenuhnya hancur dalam pertempuran selama Perang Dunua II. Struktur saat ini adalah rekonstruksi.

Kastil berfungsi sebagai kampus untuk universitas negeri terbesar di Okinawa hingga 1970-an, dan telah menjadi objek wisata populer sejak itu.

Berdasarkan situs pariwisata Okinawa, kastil terbakar tiga kali selama Dinasti Ryukyu dan dibakar lagi dalam Perang Dunia Kedua selama Pertempuran Okinawa.

Saat ini, kastil itu merupakan bangunan kayu terbesar di Okinawa dan dijadwalkan sebagai perehentian pada rute estafet obor Olimpiade Tokyo 2020.

Kastil Shuri dibagi menjadi lima bangunan terpisah dengan Seiden, struktur utama dan terbesar, di tengahnya. Menurut penyiar lokal di Jepang, kobaran api mulai ada dan sekarang telah menyebar ke bangunan lain di kompleks tersebut.

Polisi mengatakan bahwa api hampir sepenuhnya menghancurkan gedung Seiden utama dan aula utara, yang dikenal sebagai Hokuden.

“Saya sangat terkejut dengan laporan awal kebakaran di Shuri Castle,” kata Walikota Naha Mikiko Shiroma pada pertemuan darurat di ibukota regional yang disiarkan di stasiun televisi nasional di Jepang.

“Ini adalah situs Warisan Dunia yang mewakili Okinawa. Lebih dari segalanya, saya sangat khawatir tentang fakta bahwa banyak warga Naha tinggal di daerah tetangga, dan saya telah menerima laporan bahwa kebakaran itu mungkin mengancam atau mempengaruhi penduduk di daerah tersebut,” tambahnya.

“Kota Naha akan melakukan upaya terbesar kami untuk melakukan segala daya kami untuk mengatasi kebakaran dan akibatnya,” walikota mengatakan.

Kochi mengatakan acara wisata sedang diadakan di kastil dari tanggal 27, dan beberapa pekerjaan yang terkait dengan acara berlanjut sampai jam 1 pagi tetapi tidak jelas apakah itu terkait dengan api.

Bagian atas aula utama runtuh sebelum jam 5 pagi.

Petugas pemadam kebakaran juga meminta warga terdekat untuk berhati-hati.

Kastil ini dipisahkan menjadi lima bangunan yang berbeda dengan Seiden yang didekorasi dengan sangat mewah.

Itu digunakan selama berabad-abad untuk menyambut tamu asing dan untuk mengadakan upacara besar negara.

Pada tahun 1992, kastil dibangun kembali seperti semula pada masa dinasti Ryukyu, berdasarkan catatan sejarah, foto dan memori.

Sebelum kebakaran, pengunjung dapat mengunjungi gedung Seiden dan menemukan rekreasi kembali takhta kerajaan.

Situs ini dukunjungi sekitar 1.700.000 wisatawan setiap tahunnya.

– Fakta Menarik dari Kastil Shuri yang Berusia 600 Tahun di Jepang :

Kastil Shuri, Warisan Dunia Berusia 500 Tahun Rusak Terbakar

1. Simbol kejayaan Kerajaan Ryukyu

Kastil di ibu kota Okinawa, Naha, ini pertama kali dibangun sekitar abad ke-13 atau abad ke-14. Pada waktu itu, Okinawa yang terdiri dari 160 pulau terbagi dalam 3 kekuatan, yaitu utara, tengah, dan selatan. Mereka pun berulang kali berperang hingga akhirnya bersatu menjadi Kerajaan Ryukyu di tahun 1429. Kastil Shuri pun menjadi tempat bertakhtanya raja, pusat politik, diplomasi, dan kebudayaan Kerajaan Ryukyu. Raja Ryukyu turun-temurun memerintah selama 450 tahun hingga pemerintah Meiji menggulingkannya di tahun 1879. Sejak saat itu, Okinawa dijadikan salah satu prefektur di Jepang.

2. Arsitekturnya bercorak khas China

Kerajaan Ryukyu berkembang pesat melalui perdagangannya dengan China, Korea, Asia Tenggara, juga daratan Jepang. Kondisi ini pun menyebabkan percampuran budaya yang tercermin dalam arsitektur Kastil Shuri. Berbeda dengan kastil lainnya di Jepang, gaya arsitektur kastil ini memadukan desain khas China dan Jepang. Perpaduan ini pun menghasilkan gaya khas Okinawa.

Selain itu, dinding dan ubinnya berwarna merah, pilarnya berornamen naga, dan dekorasinya unik dan tak bisa ditemukan di kastil Jepang lainnya.

3. Beberapa kali terbakar

Telah berumur sekitar 500 tahun, kebakaran sebenarnya bukan pertama kali terjadi. Kastil Shuri terhitung sudah 3 kali terbakar di era Kerajaan Ryukyu. Sekitar 24 tahun setelah penyatuan kerajaan, Raja Sho Hashi wafat dan terjadilah perebutan takhta antara pamannya dan keponakannya. Kastil pun terbakar dalam konflik ini dan keduanya tewas. Mengakibatkan, putra ke-7 Sho Hashi, Sho Taikyu, naik takhta dan membangun kembali Kastil Shuri.

Tidak hanya di era Kerajaan Ryukyu, kastil ini juga hancur setelah Penghapusan Sistem Han dan Pembentukan Sistem Prefektur. Kastil Shuri kembali terbakar selama Perang Dunia II. Akhirnya kastil di Okinawa tersebut direnovasi tahun 1992 dan dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO di tahun 2000.

4. Saksi bisu Perang Dunia II

Saat Jepang bertempur melawan Sekutu di front Pasifik, Okinawa berada di tengah pusaran Perang Dunia II. Kastil Shuri pun dijadikan markas tentara Negeri Sakura. Pasalnya, lokasi bentengnya berada di puncak bukit sehingga aman dari serangan musuh. Namun, pasukan sekutu tetap menembaki kastil ini selama 3 hari berturut-turut dan hampir meratakannya.

5. Rencananya jadi perhentian estafet obor Olimpiade Tokyo 2020

Kastil Shuri adalah salah satu destinasi wisata Jepang yang banyak dikunjungi turis, baik asing maupun lokal. Museum di dalamnya menyimpan koleksi artefak yang menarik, mulai dari baju tradisional hingga instrumen klasik Ryukyu. Benteng di puncak bukitnya juga menyajikan pemandangan Naha yang indah. Karena kepopulerannya ini, tak heran Kastil Shuri rencananya dijadikan salah satu perhentian estafet obor Olimpiade Tokyo 2020. Setelah terbakar pada, otoritas belum mengumumkan adanya perubahan.

Kue Mochi Khas Jepang

Kue Mochi Khas Jepang

Kue Mochi Khas Jepang – Kue Mochi merupakan jajanan khas Jepang yang memiliki bentuk kecil dengan tekstur yang kenyal serta memiliki rasa yang manis dengan berbagai varian isian yang ada. Di negara Indonesia, kue mochi sudah menjadi jajanan favorit bagi sebagian orang. Teknik pembuatan kue mochi ini pun bisa dibilang sangat unik karena untuk mempertahankan tekstur kenyal dari adonannya tersebut membutuhkan keahlian khusus agar nantinya kue mochi bisa lebih dinikmati.

– Apa Sih Kue mochi Itu?

Kue Mochi Khas Jepang

Mochi adalah sejenis kue yang terbuat dari beras ketan, ditumbuk hingga lembut dan lengket, lalu dibentuk menjadi bulat. Makanan mochi ini pun sebenarnya berasal dari Jepang, tetapi cukup populer juga di China dan Taiwan setelah mengalami proses kulturisasi, perubahan resep, dan sebagainya, sehingga akhirnya China dan Taiwan mempunyai mochi tersendiri dengan ciri khasnya masing-masing. Tak sama dengan yang terjadi di tempat asalnya, di mana mochi merupakan sesuatu yang diistimewakan, di China dan Taiwan, mochi merupakan makanan ringan yang dapat dinikmati kapan saja. Bentuk dan cara penyajian mochi di kedua negara tersebut pun berbeda dengan yang ada di Jepang. idnplay

Kue mochi berbentuk bulat, bertabur tepung, dan terasa kenyal. Jika digigit, akan terasa manis yang berasal dari adonan gula. Kue tersebut terbuat dari tepung ketan, gula, kacang tanah, gula tepung. Pengemasan kue tersebut yaitu dalam keranjang bambu kotak berukuran sekitar 10 sentimeter sehingga penganan itu juga dikenal dengan sebutan kue keranjang. Setiap keranjang biasanya diisi sepuluh butir mochi.

Awalnya, hanya terdapat dua jenis kue mochi yang dijual di pasaran, yaitu kue mochi tanpa isi yang disebut kiathong dan kue mochi yang diisi dengan adonan kacang. Seiring pesatnya perkembangan industri pembuatan kue mochi, kini panganan itu tersedia dalam aneka rasa, mulai dari rasa moka, jahe, stroberi, blue berry hingga durian.

– Sejarah Kue Mochi

Tidak ada yang tahu dengan pasti bagaimana atau dari mana kue mochi ini berasal, bahkan ada yang mengatakan kalau kue mochi ini berasal dari China, tapi kue yang terbuat dari beras yang ditumbuk ini sudah digunakan untuk perayaan tahun baru bagi para bangsawan Jepang selama periode Heian (tahun 794 – 1185). https://americandreamdrivein.com/

Pada awal abad ke 10, berbagai jenis mochi digunakan sebagai persembahan kekaisaran pada upacara keagamaan. Catatan sejak era tahun 1.070 menyebut kue beras ini sebagai “mochii.” Baru sekitar abad ke 18, orang-orang mulai menyebutnya “mochi”.

Sebelumnya, kue Mochi pun memiliki sejarah mengenai namanya dan alasan menjadi tradisi di Jepang tiap tahun baru. Pemberian nama ‘Mochi’ ini berasal dari berbagai kata, salah satunya adalah kata kerja ‘Motsu’ yang berarti ‘untuk menahan atau memiliki’, yang bermaksud bahwa Mochi berupa pemberian dari para dewa. Terdapat juga juga ‘Mochizuki’ yang berarti ‘bulan purnama’ dan ‘Muchimi’ yang berarti ‘lengket’.

Petani Jepang pada jaman dulu dikatakan memakan mochi pada musim dingin untuk meningkatkan stamina mereka. Para samurai suka dengan mochi karena mudah untuk disiapkan dan dibawa kemana-mana. Katanya suara mochi yang ditumbuk adalah tanda bahwa mereka hendak pergi ke medan perang.

Selain para petani, Mochi juga sering dimakan oleh para samurai. Kue ini memberikan semangat kepada samurai karena sangat mudah disiapkan dan mudah dibawa kemana-mana. Suara dari tumbukan ketika proses pembuatan Mochi juga dikatakan para samurai hendak maju ke medan perang.

Akan tetapi karena para samurai dan hal-hal lainnya dari zaman dahulu yang sekarang sudah tidak ada, maka diambil waktu yang tepat untuk memakan Mochi. Dan sejak itu ditentukanlah pada tanggal 1 Januari.

Sudah menjadi tradisi dalam masyarakat Jepang untuk memakan kue mochi dalam rangka merayakan acara tahun baru, karena itulah kita bisa melihat banyak orang melakukan mochitsuki pada bulan Desember ini.

Mochitsuki adalah sebuah cara tradisional orang Jepang dalam membuat kue mochi menggunakan palu kayu untuk menumbuk-numbuk beras mochi yang dikukus dalam wadah batu atau kayu. Setelah beras menjadi lengket, dipotong menjadi potongan-potongan kecil kemudian dibentuk menjadi bulat atau oval.

Pada era modern ini, kue mochi sudah diproduksi secara massal di pabrik dan dijual di supermarket, mall dan toko kue. Bagi mereka yang ingin membuat sendiri di rumah, mereka bisa menggunakan mesin pembuat otomatis.

– Perkembangan Kue Mochi di Indonesia

Kue Mochi Khas Jepang

Masuknya mochi ke Indonesia diperkirakan bersamaan dengan bangsa China dan Jepang yang datang ke Indonesia. Mereka membawa serta budaya dan kebiasaan, termasuk makanan tradisional yang akhirnya kembali mengalami kulturisasi sehingga menjadi salah satu jenis makanan yang terkenal di Indonesia. Dewasa ini, perkembangan mochi di Indonesia semakin pesat, bahkan tidak sedikit pula orang Indonesia yang membuka usaha kuliner yang menjual produk mochi yang jenis dan resepnya diadaptasi langsung dari luar negeri, sebut saja Mochilla, O„ Mochi, Maru Yoghurt+Mochi Boutique, Mochi Lovers, Mochi Mochi, dan lain sebagainya. Mochi yang disajikan oleh perusahaan-perusahaan tersebut sebagian besar merupakan mochi modern yang sudah mengalami proses percampuran resep dan cara penyajian, sebut saja mochi dengan isian es krim, mochi rasa wine, dan juga rasa yang lainnya.

Namun, apakah Anda tahu bahwa sebenarnya mochi punya beragam jenis dan rasa? Terdapat beberapa fakta unik yang harus Anda ketahui tentang mochi khas Jepang. Berikut di antaranya:

1. Masyarakat Jepang begitu menyukai nasi, dan mochi termasuk salah satu makanan favorit mereka

2. Masyarakat di Jepang mempercayai kekuatan beras bisa menjadi lebih murni bila mereka menumbuknya berulang-ulang. Mochi dipercaya membawa roh dari beras atau nasi

3. Mochi umumnya disajikan saat upacara, perayaan atau festival di Jepang

4. Pembuatan dan pengolahan mochi dengan cara tradisional minimal harus dikerjakan dua orang

Orang pertama bertugas untuk menumbuk adonan mochigome dan orang kedua akan membalik-balik adonan jika sudah ditumbuk.

5. Mochi dapat dimakan kosongan, dilapisi gula, mau pun dengan menambahkan filling atau isi ke dalamnya

6. Orang tua, yang umumnya di atas usia 65 tahun, perlu berhati-hati saat makan mochi karena teksturnya lengket dan kenyal

7. Salah satu dari jenis-jenis mochi yang paling populer adalah daifuku, mochi yang berisi pasta kacang merah

8. Terdapat pula yang tidak kalah menggiurkan, Ichigo Daifuku, mochi berisi strawberi

9. Terdaat pula mochi berwarna hijau yang namanya kusa mochi, yang dipadukan dengan rasa mugwort atau yomogi

10. Mochi pun dapat membuatmu menelan ludah lebih banyak saat dicampur dengan kacang Azuki, Oshiruko

11. Mochi pun dapat dikombinasikan dengan es krim. Segar!

12. Mochi pun dapat ditemukan dalam semangkuk zoni, sup samurai yang terdiri dari sayuran dan mochi

13. Orang Jepang pun biasanya menikmati kinako mochi saat tahun baru

14. Untuk yang menyukai manga atau hobi nonton anime, pasti tahu dango yang sering dijumpai dalam festival Jepang

15. Jepang memiliki Hari Perempuan. Biasanya masyarakat Jepang mengkonsumsi mochi berbentuk wajik dengan tiga lapis warna: merah, putih dan hijau

16. Sakuramochipun tak kalah terkenal lho, warna dan rasanya diambil dari bunga sakura

17. Kirimochi atau kakumochi seringnya ditemukan dalam  masakan orang Jepang.

Back to top